Ketua GP Ansor Provinsi Riau, Purwaji di usir keluar oleh gabungan dari beberapa element yang tidak setuju dengan diadakannya agenda Zikir Kebangsaan yang juga akan langsung dihadiri oleh Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil.
Purwaji diminta oleh puluhan massa yang berkumpul untuk membatalkan acara tersebut, Purwaji sendiri di usir oleh massa sampai ke Hotel Arya Duta yang tepat berada di depan Gedung LAMR.
Sebelum meninggalkan lokasi, Purwaji terus di hujani beberapa pertanyaan dari massa. "Kemana anda waktu Ustadz Abdul Somad di persekusi dan di usir oleh Ansor di Jawa, Giliran anda mau buat acara baru bilang mau tabayun dengan UAS." tanya salah satu massa.
"Batalkan acara atau terjadi pertumpahan darah disini," sambung teriakan oleh salah satu massa.
Sementara itu Panglima Forum Pembela Bumi Lancang Kuning (FPBLK), Muhammad Khalid Tobing mengatakan penolakan ini karena penolakan Datuk Seri Setia Negara Ustadz Abdul Somad diperkusi dimanapun Purwaji Selaku ketua tidak ada mengeluarkan statment ataupun pembelaan.
"Ini sangat melukai hati kita bangsa melayu, ujuk-ujuk ada kegiatan seperti ini. Kita masih ingat ketika Deni Siregar datang ke Pekanbaru, ketika Niluh ngopi bareng bersama Gus Yaqut. Itu juga suatu persoalan bagaimana mereka menistakan Habib Rizieq selaku Imam Besar kita," ucapnya.
Khalid meminta Ketua GP Ansor Provinsi Riau lebih arif mengambil tindakan karena Purwaji selaku ketua adalah orang Riau.
"Purwaji berada di Riau, dimana bumi di pijak disitu langit di junjung. Pahami itu, jadi kami minta Purwaji harus lebih arif mengambil keputusan," ucapnya lagi.
Lebih jauh, Khalid mengatakan tidak akan mengizinkan Ansor bertabayun dengan Ustadz Abdul Somad.
"Ustadz Abdul Somad ini adalah Ulama Dunia, UAS dipersekusi dimana-mana. Seharusnya Ansor dengan institusi kelembagaannya melakukan perlindungan dan pengamanan. Bukan menyutuh tobat. Pernyataan Gus Yaqut di media itu menoreh hati kami. Kami ingin mati dengan kalimat Laillahailallah" tegas Khalid.
Sementara itu, Ketua GP Ansor Riau Purwaji kepada Berazam.com menyampaikan soal kegiatan itu GP Ansor Riau sudah berembuk dengan kerabat kesultanan dan LAMR.
"Nanti kami akan kembali berembuk dengan Kerajaan Siak supaya yang bengkok kita luruskan terlebih dahulu. Kalau memang sudah diklarifikasi dan ternyata kemudian tetap ingin dibatalkan, kita akan sampaikan apa yang menjadi keputusan bersama antara GP Ansor dan LAMR," ujarnya.
Menurutnya, Kirab Negeri yang dilakukan secara nasional merupakan acara pawai merah putih, dan di daerah membawa ciri khasnya (simbol) daerah masing-masing.
"Untuk di Riau, kita ingin mengangkat simbol Kesultanan Siak. Karena kami ingin mengingat kembali kepada masyarakat Indonesia, bahwa di Riau ada seorang Sultan Syarif Kasim yang sudah menghibahkan harta dan tahtanya untuk NKRI," ujarnya.
Lebih jauh, Purwaji mengatakan kegiatan zikir ini bertujuan untuk mengenang sultan-sultan Kerajaan Siak yang sudah wafat.
"Makanya kita akan menggelar kegiatan zikir bersama untuk keselamatan bangsa, dan mendoakan atau mengenang kepada sultan-sultan yang sudah wafat. Itu niat kami dan sudah saya sampaikan kepada kerabat kesultanan dan LAMR,"
Sumber:berazam.com